Jika pembahasannya adalah tentang Kedai Kopi, mungkin perlu waktu yang panjang untuk membahasnya. Tidak hanya di kota besar, kedai kopi juga merambah kesegala penjuru tanah air salah satunya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan atau lebih dikenal dengan sebutan Kota Kandangan, sebuah kota kecil yang ada di provinsi Kalimantan Selatan.
Di kota ini, sangat banyak kedai kopi dengan konsep masing masing, dengan menu andalan masing masing atau bahasa kerennya biasanya disebut Signature, secara pengertian Signature adalah sesuatu yang spesial, istimewa dan berbeda yang hanya ada ditempat itu.
Pada artikel kali ini kita akan membahas salah satu kedai kopi yang menurut penulis bisa dikatakan berbeda, baik itu dari segi konsep dan lain sebagainya. Tecco.id, ya itulah nama kedainya, sebuah kedai dengan konsep Vintage yang berada di pinggiran Kota Kandangan tepatnya di jalan Aluh Idut. kedai kopi yang berdiri sejak tahun 2018 ini mengusung slogan yang sarat makna yaitu “Mari Duduk Bercerita dan Berkarya”. FYI kata Ownernya penamaan Tecco merupakan singkatan dari Tea, Chocolate & Coffee.
Di kedai ini tidak hanya menu kopi yang disediakan, ada banyak menu Non Kopi yang menurut “Pendekar Kopi” khusus bagi para manusia Lambung Lemah. eits…, tapi jangan salah kalau dalam konteks Bisnis katanya ini merupakan tips untuk kedai kopimu bisa Survive.
Karena sudah sedikit merembet ke pembahasan Bisnis, penulis teringat dengan sebuah Teori tentang Kualitas pelayanan yang dimana sebuah Perusahaan harus menyadari bahwa Kepuasan Pelanggan bukan sekedar pilihan akan tetapi merupakan suatu keharusan. Nah, dikedai ini menurut penulis sendiri sudah menerapkan itu dengan cukup bagus, interaksi antara Owner, Barista dengan Pelanggan pasti kita dapatkan kalau nongkrong dikedai ini.
Terus apalagi hubungannya Kualitas Pelayanan (Service) dengan Kedai Kopi ??? nih penulis kutip artikelnya ottencoffee.co.id dan penulis sangat sependapat dengan itu.
Trust me! Kopi nikmat yang dibuat dengan barista juara akan kehilangan nikmatnya jika servis yang terjadi di kedai kopi itu buruk adanya. Servis memang bukanlah produk yang bisa dibeli, tapi kerap mampu membuat pendatang datang kembali lagi dan lagi. Rasa kopi yang kadang tidak sesuai seleramu bisa termaafkan jika servis di coffee shop tak memuaskan pelanggan. Well, servis itu nomor satu, yang utama, yang pertama. Tidak bisa tidak!
Kembali ke pembahasan, Sejak zaman dahulu kala Warung Kopi memang dijadikan sebagai tempat berkumpul dan bergaul, begitu juga di Kota Kandangan, budaya “mawarung” sudah sangat melekat di masyarakatnya, warung sejatinya dijadikan sebagai tempat berkumpul dan berkomunikasi.
Seiring berkembangnya zaman budaya mawarung masyarakat Kota Kandangan kini sedikit bergeser ke Kedai Kopi khususnya bagi Gen Z dengan berbagai macam alasan contohnya karena circle pertemanan yang sudah meluas, mungkin sangat sulit ditemukan Gen Z saat ini duduk bercengkrama di warung warung tradisional.
Menariknya Kedai Tecco.id yang ada di Kota Kandangan ini, Kedai ini menjadi Tongkrongan Lintas Generasi dengan berbagai latar belakang profesi, bahkan kerap dijadikan sebagai markas Komunitas yang tak selalu membahas tentang Kopi, duduk santai sambil menikmati minuman yang disajikan sambil membahas tentang “Bumi Datar” atau “Bumi Bulat” bisa dikatakan sebagai salah satu cara penghilang Stress selepas berkegiatan.
Bahkan menurut jurnal ilmiah yang pernah penulis baca, beragamnya aktivitas yang dilakukan di kedai kopi telah memberikan kepuasan kepada masyarakat sehingga rela menghabiskan waktu yang tidak sebentar, bisa dikatakan kalau kedai kopi telah menjadi ruang publik bagi masyarakat dan pada akhirnya akan menjadi gaya hidup.