Memasuki pada masa sekarang hulu-hilir lintasan jalan raya sudah didominasi motor baik roda dua maupun roda empat ketimbang naik sepeda “tinjak“ (kayuh), bersepeda sudah menjadi kisah klasik menemani aktifitas sehari-hari. Perbandingannya sudah jauh lah pokoknya. Kecuali weekend atau ada event sepeda. Tapi bukan fenomena ini yang dibahas dalam artikel kali ini. Sekalipun masih sedikit berhubungan, penasaran lanjutkan baca gaes.
“Klasik” Wikipedia menyebutkan berasal dari kata sifat Latin classicus, berarti “warga negara tingkat atas”. Kata itu awalnya digunakan untuk menggambarkan anggota Patricians, kelompok penguasa kerajaan di Roma kuno. Pada abad ke-2 M, kata klasik kemudian digunakan dalam penilaian karya tulis untuk menggambarkan para penulis terbaik. Namun terlalu jauh kalau membahas kata klasik kuno kali ini. Saya maksud penggunaan istilah klasik sederhana yang berkembang hingga saat ini terutama dalam percakapan sehari-hari namun biasanya menggambarkan sesuatu yang sudah lampau,jaman dulu,sifat atau benda yang sudah langka.
Nah sekarang siapa bilang makin jadul makin ketinggalan, malah sebaliknya ternyata benda yang satu ini banyak diminati masyarakat zaman sekarang. Pastinnya artikel kali ini yang kita ulas adalah “Motor Klasik” atau (sapida mutur bahari dalam bahasa banjar pahuluan).
Motor klasik bukan hanya sekedar kendaraan, tetapi sebuah warisan budaya yang terus hidup di dunia otomotif. Dengan desain yang elegan dan keindahan yang abadi, motor klasik menawarkan pengalaman berkendara yang unik dan penuh karakter.
Menarik sekali mengamati hobi yang satu ini, dari berburu sparepart di pasar loak atau pasar online di era modern, penuh kesabaran dan tentunya pelan tapi pasti selama proses restorasi untuk bisa mendekati seasli sedia kalanya. Meskipun tersedia motor klasik yang siap gass, tapi tetap tergantung selera masing masing, apakah mau membangun sendiri atau membeli yang sudah jadi.
Seiring kita mendalami dunia motor klasik, kadang kita sendiri seakan terbawa retorika ketika mendengar suguhan para suhu ngobrol seputar motor tua, asik menarik dan muncul rasa ingin memiliki. Kita bisa terbayangkan vibes tahun 70an sampai 90an , katanya masa itu orang yang memiliki motor adalah dari golongan orang yang berada, karena kebanyakan masyarakat masih menggunakan sepeda kayuh atau bahkan berjalan kaki saja dalam menjalankan aktifitasnya.
Penulis kembali ingat saat masa kecil, dimana dibonceng naik sepeda sama bapak pergi kepasar, dan itu terlihat diparkiran masih banyak terparkir yang namanya sepeda. Saat merasakan naik motor klasik di masa sekarang, mungkin tidak sepenuhnya terwakilkan sebab suasana yang beda namun setidaknya mampu bernostalgia, atau mencoba mendalami arti dari dulu kala bagi generasi sekarang.
Apa sih sebenarnya yang membuat sebagian orang menyukai motor klasik ?? Kita-kita nih jadi penasaran.
Sebelum penulis kemukakan hasil berbincang dengan salah seorang yang gemar dengan hobi yang satu ini. Menurut penulis pribadi yang kebetulan juga tertarik dengan motor tua. Begini deh alasannya , pertama merasa ketemu style aja kali ya kalau naik motor tua , berasa fun dan hati senang. Kedua sedikit agak realistis yaitu nggak keburu beli motor-motor baru yang bentar-bentar rilis lagi dan bagus-bagus dipasaran. Sudah sewajarnya Kawan-kawan juga perlu mengetahui ternyata motor klasik bisa juga berharga mahal loh !! motor yang semakin langka plus tingkat ke originalan nya yang dipertahankan maka akan mengakibatkan makin tinggi harganya . Tapi gak harus yang mahal kok, yang penting hobi motor klasik ini tersalurkan bagi penikmatnya.
Motor klasik apa saja sih ? yang sangat terkenal berdasarkan pengamatan dilingkungan sekitar penulis ialah motor Vespa, honda dan sebagian motor lainnya yang biasanya keluaran terlawasnya juga asik untuk dirawat.
Kata salah satu teman kita , kesimpulan dari bercengkrama di warung kopi. Ini unik nih katanya “berasa jadi diri sendiri” kita tampil lebih percaya diri, di jalanan berasa lebih menikmati setiap tarikannya, menemukan momen saat berkendara hingga merasa hepi tentunya. Bahkan penulis juga ingat pepatah kawan yang lain ” urang hampai kita datang” (bahasa banjar) artinya berangkat ketujuan yang sama hanya perihal cepat atau lambat.
Kaum apa aja sih yang suka dengan hobi motor klasik ? Cowok doang apa cewek juga??? Sebenarnya bisa disenangi siapa saja baik cowok atau cewek, karena ini masalah selera gaes, So pastinya boleh-boleh saja yang tertarik dengan hobi motor klasik.
Kota Kandangan, Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang merupakan tempat tinggal penulis sekarang, juga nggak kalah kalau soal hobi motor klasik ini, sering kok kita lihat di kedai-kedai kopi terparkir memukau atau tersususun rapi di tepian jalan alun-alun kota, bahkan tidak jarang terlihat terparkis diteras rumah pemiliknya, entah memang untuk dipakai harian atau hanya untuk di elus elus. Kita yang melihatnya kadang kefikiran, bisa ya seasik gitu ??. Kesannya sederhana tapi nilainya keren banget menurut penulis pribadi, tapi nggak heran sih anak muda di kota ini jiwa seninya emang tinggi dan berbakat semua. Namun hal yang penting jangan sampai terlewatkan tetap mematuhi aturan yang ada dalam berkendara di jalan raya.
Hobi seperti ini biasanya cikal bakal berdirinya sebuah komunitas namun ada juga yang independen, santai dan cukup menikmati buat diri sendiri. Biasanya beda motor beda komunitas atau beda visi-misi tapi yang tetap perlu sama-sama dijaga adalah rasa persaudaraan, karena semua orang punya dasar dan alasan masing-masing serta mempunyai kenangan masing masing dalam menjatuhkan pilihan pada sebuah Motor Klasik, kunci dari kedamaian adalah ketenangan, kunci dari ketenangan adalah kesendirian , kunci kesendirian adalah kesepian , berujung kesunyian , lalu me”ngopi“an.
Bye…
Lanjut sedikit, Motor klasik bukan hanya sekadar gaya-gayaan, tetapi juga suatu bentuk seni yang terus hidup ditengah tengah kita. Dengan sejarah yang kaya, desain yang elegan, dan pengalaman berkendara yang jelas berbeda, motor klasik tetap menjadi pilihan yang diminati oleh para penggemar otomotif di seluruh dunia. Keindahannya yang abadi dan daya tariknya yang klasik itulah yang membuatnya terus bertahan di jalanan hingga saat ini, seolah olah menjadi simbol kebebasan dan gaya hidup yang tak lekang dimakan waktu.
Itu aja infonya, terima kasih.