Nama yang asing bagi sebagian kalangan, terutama anak-anak angkatan 1990 – 2000-an di Desa Padang Batung Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Desa Padang Batung sendiri adalah salah satu desa di Kecamatan Padang Batung yang memiliki wilayah paling kecil luasnya dibandingkan desa-desa lain se-Kecamatan.
Menurut keterangan, desa ini dahulunya terbagi menjadi 2 desa, dimana wilayah sekarang yaitu RT.01 dan RT.02 satu desa, kemudian RT.03 dan RT.04 satu desa. Jadi ada 2 kepala desa yang memimpin wilayah ini, setelah adanya pemekaran wilayah, 2 desa ini digabung menjadi 1, menjadi desa Padang Batung, adapun dahulunya menurut informasi dari tetuha kampung bahwa wilayah desa Padang Batung hanya meliputi yang sekarang menjadi RT.01 dan RT.02, meliputi wilayah dari perbatasan desa Batu Bini, yaitu setelah tikungan jembatan irigasi sampai jembatan Paniban, sedangkan Desa Panglima Dambung meliputi RT.03 dan RT.04, maka tak mengherankan masih banyak terdapat data kependudukan di Dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mengunakan tempat lahir Panglima Dambung.


Panglima Dambung sendiri di ambil dari salah satu tokoh desa tersebut, yang memang riwayat ketokohannya masih simpang siur, sebab kurangnya akurasi data, dan tidak diketahuinya zuriat/ keturunan dari tokoh tersebut. Namun hanya terdapat bukti peninggalan yaitu sebuah makam tua, yang konon dipercaya sebagai tokoh Panglima Dambung tersebut.
Ada satu nama tempat di desa Panglima Dambung kala itu yang sangat familiar di kalangan warga desanya, yaitu “ Lok Putat “. Tak jelas kapan penamaan tempat tersebut dimulai, entah dari zaman kolonial atau sebelumnya, yang jelas nama tersebut sangat tenar. Dilihat dari penamaan lok, orang pasti mengira bahwa tempat tersebut adalah teluk, atau tempat kumpul, padahal tidak ada teluk, yang ada hanyalah sebuah jembatan yang disisi sebelah kanan dan kirinya terdapat umbukan tanah yang dibelah oleh aliran sungai Paniban.
Posisi Lok putat sendiri berada tepat di jembatan perbatasan antara RT.02 dan RT.03, masyarakat juga menyebutnya Jembatan Paniban. Jembatan yang menghubungkan jalan antar Provinsi, sebab jalan tersebut adalah sarana yang digunakan oleh beberapa masyarakat antar kabupaten, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kota Baru.
Ada beberapa cerita mistis yang cukup membuat bulu kuduk merinding, salah satu diantara adalah hal-hal penampakan makhluk astral yang zaman dahulunya sering dilihat langsung oleh beberapa orang saksi. Sebut saja Iruh, beliau pernah bercerita bahwa ketika usia sekolah sering bermain tepat di atas jembatan tersebut, ketika asyik bermain beliau dikejutkan oleh penampakan makhluk gaib yang sangat menyeramkan, kenang beliau, ada juga cerita orang yang sering kerasukan ketika duduk-duduk ditempat tersebut.
Dilihat dari tempat, memang suasana tersebut sangat berpotensi dihuni makhluk-makhluk gaib, sebab posisinya yang ditumbuhi pepohonan lebat, juga dibawahnya mengalir air sungai yang hilirnya tembus ke sungai Tumpahan lalu terus mengalir sampai Sungai Amandit.
Namun pada tahun 2020-an ini, tempat tersebut sudah berubah drastis, tempat yang dahulunya menyeramkan itu mulai ramai, kesan angker yang dahulunya menjadi simbol tempat tersebut sudah tidak terdengar, bahkan sekarang banyak yang menjadikan tempat tersebut untuk usaha ekonomi kecil, seperti warung minum, kios dan toko buah.
Terlepas dari hal-hal mistis dan ketenaran tempat tersebut pada masanya, toh sampai sekarang masih banyak yang tidak mengetahui dan kurang peduli bahwa dahulu ada tempat di wilayah Panglima Dambung yang bernama “Lok Putat “dan bagaimana asal-usul penamaan tempat tersebut ?. (MAF)

Categorized in:

Tagged in:

, ,