Oleh : Rendra

Di banyak bagian dunia, kita sering disajikan dengan kisah-kisah menarik yang berkaitan dengan legenda dan mahluk-mahluk yang menjadi “urban legenda” dalam budaya masyarakat. Hal ini tentunya sangat menarik bagi kita ulas dan tentu acap kali mengundang kita untuk menyelami keunikan dan daya tarik cerita-cerita yang diyakini dan diwariskan oleh masyarakat setempat.

Sebelumnya saya pernah menulis berkenaan tentang 9 mahluk mitologi dan urban legenda dari Kalimantan Selatan. Tulisan itu ini “menyebar” kemana-ada banyak yang merepost ulang bahkan mengcopasnya tanpa menyertakan sumber. Ya, mau bagaimana lagi, kesadaran akan rasa malu kita dalam perbuatan yang tidak terpuji dalam dunia literasi masih sangat tinggi. Plagiasi-plagiasi yang masif belum cukup untuk menciptakan rasa malu bagi diri Anda sendiri.

Kita kembali, ulasan terkait yang ingin kami tampilkan kali ini adalah terkait seekor mahluk yang sudah sangat populer di Kalimantan apalagi di Kalimantan Selatan, mahluk yang sudah menjadi “urban legenda” itu yakni “Hantu Barabiaban” (Mariaban, Marabiaban).

Mungkin sebagain dari kita warga Kalimantan akan sangat familiar dengan nama mahluk urban legenda yang satu ini. Selain dikenal lewat budaya folklore, hantu Marabiaban/Mariaban/Bariaban/Barabiaban ini juga dekat dengan dunia kedigjayaan di Kalimantan Selatan. Apa alasannya? Mari kita ulas.

Hantu Barabiaban atau yang juga disebut Marabiaban/Bariaban ini diyakini memiliki postur yang besar dengan sekujur tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu berwarna gelap yang lebat. Ia juga yakin masyarakat menghuni hutan belantara yang ada di Kalimantan.

Ia juga dikenal sebagai “Raja hutan” Kalimantan yang sesungguhnya. Beberapa cerita rakyat tentang “Raksasa” di Kalimantan juga menggambarkan Bariaban berikut ini. Masyarakat Kalimantan percaya bulu dari Hantu Bariaban/Barabiaban ini dapat membuat tubuh manusia yang mengenggam atau menempel pada kulitnya akan menjadi kebal senjata tajam meski hanya sebilah bulunya. Inilah sebabnya mengapa bulu hantu Barabiaban ini sangat dicari dan diincar oleh sebagian orang.

Masyarakat Kalimantan meyakini bulu hantu Barabiaban ini mengandung energi dari si empunya bulu. Sehingga kita yang sedang tersimpan di tubuh kita memiliki sedikit kekuatan yang dimiliki oleh hantu Barabiaban itu sendiri. Oleh karena itu sering disebutkan, apabila kita sedang lewat jalan didepan kandangan ayam sedangkan kita saat itu lagi menyimpan bulu tersebut entah itu menempelya di tubuh kita, tas, dompet, dan sebagainya. Maka ayam-ayam yang ada di dalam kandang akan panik semua, mereka ngamuk karena di yakini ketakutan dengan energi si “Raja Rimba” yang memcar seolah-olah mewujudkan mahluk itu ada.

Sebilah bulu Bariaban yang dipegang oleh seseorang dapat membuat kulitnya tidak mempan diiris dengan silet, rambutnya tidak bisa putus-putus digunting, namun pantangan bulu tersebut adalah di “ untal ” (ditelan) karena dapat mengakibatkan pengaruhnya terlalu kuat. Secara magis dipercaya dapat membuat orang yang menelannya selain kebal permanen juga akan memiliki emosi yang tidak terkendali, bahkan dalam momen-momen tertentu orang itu akan terlihat seperti mengeluarkan taring disaat ia marah.

Beberapa orang percaya bahwa membawa bulu Hantu Bariaban/Marabiaban/Barabiaban dapat memberikan perlindungan dari gangguan binatang buas. Hal ini disebabkan karena dianggap bahwa binatang buas tersebut merasa takut terhadap pancaran kekuatan yang dipercayai dimiliki oleh bulu hantu Barabiaban tersebut.”

Hantu Barabian/Barabiaban dihasilkan oleh Rendra (Bing Image Creator).

Dalam sebuah kisah seorang tokoh di Kalimantan Selatan yang bernama “Haji Batu”. Diriwayatkan secara tutur bahwasanya saat Haji Batu tersesat disuatu wilayah hutan yang disebut “Pulau Kadap” ia bertemu dengan sosok hantu Barabiaban yang sedang pulas tertidur. Tidak ingin sia-sia Haji Batu langsung menusuk matanya dan membunuhnya dengan cara tertentu lalu kemudian mengambil sebagian kulit dan bulunya.

Meski legenda ini terus diwariskan dari generasi ke generasi, misteri mengenai eksistensi sejati Hantu Bariaban/Barabiaban masih menjadi pertanyaan apakah makhluk ini nyata atau hanya bagian dari warisan budaya yang tumbuh subur dalam imajinasi bersama masyarakat setempat. Meski begitu, cerita seputar Hantu Bariaban menawarkan pemandangan menarik dan relevan dengan ranah cryptozoologi. Bidang ini, yang menggalimakhluk-makhluk yang belum teridentifikasi atau diakui secara ilmiah, seperti Yeti, Nessie, atau Bigfoot, bisa saja memberikan keterkaitan dengan usaha pencarian makhluk cryptozoologi di wilayah tersebut.

Melibatkan perspektif cryptozoologi dapat membuka jendela baru untuk memahami dan mengeksplorasi hubungan antara kepercayaan lokal, mitos, dan kemungkinan keberadaan makhluk-makhluk misterius yang belum teridentifikasi secara ilmiah.

Adanya kesamaan antara Hantu Marabiaban dengan ciri-ciri fisik yang menggambarkanmakhluk yang dikenal sebagai Bigfoot di benua Amerika menarik untuk disimak. Keduanya digambarkan sebagaimakhluk besar dengan bulu hitam lebat yang mendiami hutan. Selain itu, kedua entitas ini memiliki ciri khas telapak kaki besar. Hantu Bariaban, dalam tradisi lisan orang Banjar di Kalimantan Selatan juga dijelaskan sebagai makhluk dengan ciri-ciri demikian, contohnya seperti dalam dongeng raksasa di Kalimantan Selatan yang menggambarkan hantu Barababan berjalan : ” garapak garagui talapak kaya tanggui .” Dalam konteks ini, pernyataan tersebut secara jelas merujuk pada telapak kaki yang mirip dengan Tanggui, sebuah penutup kepala berukuran besar dengan diameter sekitar 1 meter. Kesamaan ini mengundang pertanyaan menarik seputar keterkaitan antara legenda lokal dan mitos yang berkembang di berbagai belahan dunia.

Hantu Marabiaban Dihasilkan oleh Rendra (ing Image Creator)

Dalam perspektif kepercayaan dan mitos, legenda Hantu Bariaban/Barabiaban di Kalimantan Selatan sedikit banyaknya memghadirkan pantulan kompleksitas hubungan antara manusia dan alam. Lebih dari sekedar warisan budaya, cerita ini menjadi cermin yang menggambarkan urgensi keterhubungan ekosistem dalam pandangan masyarakat setempat. Ancaman terhadap hutan dan keanekaragaman hayati muncul melalui aktivitas deforestasi, menimbulkan kontras antara mitos dan kenyataan. Kepercayaan pada makhluk seperti Hantu Bariaban dapat diartikan sebagai upaya untuk mendorong rasa hormat dan perlindungan terhadap alam.

Wassalam…

Categorized in: