Jika mendengar kata “kupang 1” dan “kupang 2” tentunya kita akan bingung dan bertanya-tanya, nama apakah tersebut?, mengapa kupang dianggap angker?. ya, kupang adalah sebutan bagi masyarakat desa Angkinang Selatan dan sekitarnya untuk pohon besar yang tumbuh di dekat persawahan masyarakat, sebab pohon ini tumbuh di desa tersebut. Pohon kupang sendiri sebenarnya adalah salah satu spesies tumbuhan yang berguna untuk pengobatan, tumbuhan ini menurut penelitian termasuk 30 spesies tumbuhan obat langka di Indonesia, namun tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya.
Di pulau Jawa tumbuhan ini bernama Kedawung dan memiliki nama ilmiah Parkia roxburghii, termasuk kedalam suku polong-polongan atau kacang-kacangan, tak heran jika masyarakat di desa Angkinang Selatan juga menamainya kayu kacang, pohonnya seperti pohon petai, juga berbuah persis seperti pohon petai, namun yang menjadi perbedaan mencolok adalah ukuran pohon yang terbilang jumbo, atau sangat besar. Tidak mengherankan jika pohon ini di pulau Jawa diberi gelar raksasa hutan, sebab pohon ini tumbuh hingga mencapai 5-6 meter dari permukaan tanah dengan diameter yang fantastis.


Dengan ukuran yang sangat besar tersebut, banyak kepercayaan-kepercayaan tentang hal-hal mistis yang selalu dikaitkan dengan pohon tersebut. Terlebih lagi, pohon tersebut sudah tumbuh sejak puluhan tahun yang lalu, diperkirakan pohon tersebut sudah ada sejak tahun 1960 an sampai sekarang, namun pada tahun 1997-an pohon tersebut mengalami kelapukan, patah, dan juga kebakaran akibat api yang menjalar dari pembukaan sawah warga yang ketika itu membersihkan sawah untuk persiapan bercocok tanam.
Kembali ke awal pembahasan, mengapa di namakan kupang 1 dan kupang 2, sebab antara kupang 1 dan kupang 2 berjarak sekitar 500 meter, namum masih berada di desa yang sama yaitu Angkinang Selatan, pohon tersebut tumbuh tepat di belakang pasar Angkinang, pasar Angkinang sendiri adalah pasar mingguan, dimana puncak pasarnya adalah hari kamis setiap minggu, namun sekarang pasar ini dapat ditemui ramai hampir setiap hari, sebab sudah banyak yang berjualan di pasar tersebut.
Dibelakang pasar tersebut terdapat sungai yang mengalir dari hulunya yaitu desa Hamak kecamatan Telaga Langsat, melalui beberapa desa hingga melalui desa Angkinang Selatan.
Dahulunya kupang 1 yang berada di belakang pasar Angkinang atau sekitar 100 meter keseberang sungai tersebut, memiliki bentuk pohon lurus tanpa cakang dahan, sedangkan pohon kupang 2 memiliki bentuk pohon menyerupai ketapel, atau cakang dua, oleh karena itu, masyarakat menamainya dengan kupang 1 dan kupang 2.
Ada beberapa cerita mistis dan juga cerita nyata yang terjadi pada pohon tersebut, selain daripada kepercayaan bahwa setiap pohon yang besar pasti dihuni oleh makhluk gaib “orang halus”. Dimulai dari kupang 1, dahulu di tahun sekitar 1990-an pernah terjadi hal yang diluar logika, yang pernah merasakan keangkerakan pohon tersebut, sebut saja Riang (alm), red (gelar), berprofesi sebagai tukang cukur rambut pada masa itu, riang ini dikenal masyarakat karena keahliannya dalam menata rambut, memotong, kemudian juga kriting rambut, dahulu pada awal tahun 1990-an, model rambut kriting adalah trend masa itu, berbeda ketika di awal tahun 2000-an, orang sudah meninggalkan mode tersebut dan beralih lagi ke mode rebonding.
Kembali ke profesi yang digeluti riang tadi, efek dari obat-obatan yang digunakan riang untuk kriting rambut pelanggannya berdampak terhadap penglihatannya yang mulai tidak normal, hal itu dialaminya dalam kesehariannya menjalani profesinya sebagai tukang cukur rambut.
Kejadian itu terjadi ketika riang menuju sungai untuk mandi, kebetulan waktu itu suasana sudah sore menjelang magrib, ketika asyik mandi dan menyelam ke air, tanpa sadar riang ini menghilang, singkat cerita seluruh warga waktu itu dibuat kalang kabut akibat hilangnya riang, banyak yang berasumsi riang tenggelam pada waktu itu, warga memutuskan untuk mencari disungai tempat riang mandi, namun hingga malam, pencarian riang tidak membuahkan hasil, oleh karena malam yang semakin larut, maka diputuskan untuk menunda pencarian, dan akan dilanjutkan pada pagi esok harinya, namun ketika pagi hari tersebut alangkah terkejutnya orang-orang karena ada salah satu warga yang melihat riang berada di atas pohon kupang 1 yang terkenal sangat besar, sungguh diluar logika, pohon sebesar itu bisa dinaiki tanpa alat bantu, sedangkan untuk memegang batang pohon tersebut saja tidak mungkin karena diameternya yang sangat besar.

Dan lagi masyarakat mengetahui bahwa riang ini mempunyai masalah dipenglihatannya, namun kenyataannya dia berada di atas pohon tersebut. Gemparlah masyarakat pada waktu itu untuk mencari cara untuk menurunkan riang dari pohon tersebut.
Lain halnya cerita lain dari keangkeran kupang 2, ada beberapa cerita yang pernah dialami warga sekitar yang berprofesi sebagai petani dan pekebun di dekat area pohon tersebut, sebut saja iruk (alm), beliau pernah bercerita merasakan pengalaman yang aneh ketika sedang menanam ubi batang, ketika itu sore menjelang waktu magrib, sedang asyik-asyiknya menanam ubi, melintas sesosok ular besar, menurut keterangan beliau ukuran ular tersebut hampir sebesar guling, namun yang anehnya kepalanya berbentuk manusia, kata beliau lagi, setelah lama diperhatikan sosok ular tersebut menghilang tepat menuju arah pohon kupang 2 itu, lebih detail beliau bercerita bahwa saking besarnya ukuran tubuh ular tersebut, sampai-sampai diperkirakan sisik-sisik di tubuh ular tersebut sebesar “binggul” (bahasa zaman dahulu) atau uang logam zaman kolonial.
Pengalaman lain juga pernah dirasakan oleh beberapa masyarakat yang sering melihat penampakan sesosok pemuda gagah yang menunggang kuda putih menyeberang jembatan menuju ke arah pohon kupang 2 tersebut. Adalagi cerita dari masyarakat bahwa dibawah pohon tersebut terdapat sumur tua, orang sering menyebutnya sumur darah, dari penelusuran penulis memang di bawah pohon kupang terebut masih ada bekas lubang yang membentuk seperti sumur, namun ketika diperhatikan tidak terdapat darah seperti halnya cerita-cerita yang beredar luas di masyarakat sekitar.
Terkait hal-hal mistis yang terjadi, baik yang dialami dan disaksikan langsung oleh masyarakat, yang jelas bahwa keberadaan dua pohon legendaris tersebut sudah tinggal kenangan, dan hanya menyisakan batang pohon yang sudah mulai lapuk, namun masih ada tanda-tanda kehidupan tanaman tersebut. (MAF).

Categorized in:

Tagged in:

, ,